Awalnya saya menebak film yang saya tonton tidak jauh dari film-film sebelumnya yang cenderung memojokan dan tidak adil mengungkap sejarah. Meski demikian saya tetap saja agak penasaran melihatnya tentu dengan tidak terlalu serius. Hanya sambil menunggu kantuk hinggap di kelopak mata. Saya cuma ingin nonton orang berkelahi dan bertempur saja. Tapi ketika melihat sosok Saladin digambarkan dengan sosok yang sangat bijak. Tumben ! Saya merasa baru kali ini ada film Amrik menggambarkan tokoh muslim yang sesungguhnya. Biasanya muslim digambarkan sebagai sosok kejam.

Pertempuran, kemenangan, kekalahan dari dua belah pihak, digambarkan secara sangat manusiawi. Dalam film ini, Tuhan tidak memihak ke salahsatu kelompok. Sosok Balian. kesatria dari pihak Nasrani dan Salahudin Al Ayubi digambarkan sangat manusiawi. Bukan sosok jagoan super. Terjadi gejolak dalam diri Balian terhadap perang yang dipimpinnya. Ada kekecewaan yang tersirat di wajah kesatria itu bahwa apa yang dilakukannya hanyalah timbul karena “doktrin suci “ dari pemuka agama yang dia yakini. Kehendak Tuhan dijadikan alat untuk berperang. Berperang untuk siapa. Untuk mendapatkan tanah Yerusalem atau untuk Tuhan ? Dalam pergolakan jiwa itu Balian mengambil keputusan bahwa dia berperang untuk membela orang-orang lemah, anak-anak, wanita yang berada di Yerusalem.bukan untuk sebuah “doktrin suci”
Film ini mengambarkan bagaimana cara bertoleransi sebagaimana dicontohkan oleh tokoh Muslim yang sebetulnya sangat fundamentalis. Ada adegan Salahudin Al Ayubi memungut salib yang terjatuh. Ini bukan berarti Umat Islam mengakui kebenaran Ajaran Nasrani. Samasekali tidak. Islam menghormati keyakinannya bukan isi dari keyakinan itu Juga ada dialog bagaimana Raja Baldwin berpihak pada kebenaran dan cenderung menyalahkan anak buahnya yang bersalah. Keberpihakan bukan karena berada dalam kelompok yang sama tetapi pada kebenaran itu sendiri. Meski berada dalam satu keyakinan jika salah katakan salah. Orang Nasrani yang digembor-gemborkan sebagai penganut ajaran cinta kasih bisa saja bertindak seperti Guy. Membunuh orang tidak berdosa.
Pada akhirnya perdamaianlah yang menjadi tujuan akhir. Perdamaian sesuatu yang diidamkan semua orang. Tidak ada seorangpun yang menginginkan peperangan kecuali orang yang tidak waras semacam Hitler, musolini, George W Bush dan sejenisnya. Bukan berarti Islam melarang peperangan. Peperangan dibolehkan dalam kondisi ternentu. Perang dalam Islam justru dilakukan untuk menjaga perdamaian. Perang dilakukan justru untuk mencegah banyaknya korban yang diakibatkan oleh ketidakadilan. Dalam pertempuranpun Islam mengajarkan Tidak boleh membunuh wanita (yang tidak ikut perang) apalagi yang masih hamil, anak-anak, orang tua renta, orang yang tidak tahu – menahu atau tidak terlibat dalam konflik, binatang ternak , pohon-pohonan, tumbuh-tumbuhan yang tidak dijadikan fasilitas untuk berperang. Bahkan tidak boleh membunuh orang yang ketika berperang membaca kalimat tauhid (menyatakan keislaman) Tawanan perang diperlakukan sangat manusiawi bahkan didawahi untuk bertobat atau masuk Islam tanpa paksaan. Jika ada kelompok-kelompok yang melanggar prinsip-prinsip ini bukan , ajaran Islamnya yang salah tetapi kesalahan manusia dalam mengaplikasikannya.
Saya berharap di Indonesia ada sutradara sekaliber Ridley Scott yang mampu menyuguhkan film bertema sejarah Islam sehebat film Kingdom of Heaven . Di Indonesia sendiri Film-film bertemakan Sejarah Islam seperti sejarah Walisanga dll dibuat dengan asal-asalan. Film Sejarah Islam di suguhkan dengan bumbu mitos, tahayul yang tidak berkualitas.
No comments:
Post a Comment