PKS
Partai ini baru muncul saat awal reformasi digulirkan. Konon dibentuk dari kalangan pengajian anak-anak muda atau mahasiswa yang aktif di Rohis (kerohanian Islam) di kampus-kampus. Dengan dawah oriented dan Islam sebagai asasnya, partai ini mendapat respon yang baik dari kalangan intelektual muda muslim dan masyarakat Islam yang menginginkan perubahan ke arah kehidupan yang lebih Islami. Mereka punya pemikiran yang lebih puritan. Pengkaderan-pengkaderan dimulai dari pengajian ke pengajian. Istilah-istilah dalam aktivitas merekapun banyak memakai istilah - istilah Islam. Disebut sebut oleh ahli politik sebagai partai Islam Masa Depan (entah masa depannya cerah atau suram saya enggak tahu...)
Menjawab kejenuhan masyarakat terhadap partai politik yang ada sebelumnya, PKS lumayan bisa memberikan jawabanya. Kampanye yang tertib, menyejukan dan jauh dari kesan urakan menjadi ciri yang khas yang membuat orang simpati. Selain itu elit-elit partai banyak yang sudah mengenyam pendidikan agama di Timur Tengah dengan gelar Lc, tentu bahasa arabnya lebih jago ditambah lagi dengan dahi hitam dan berjanggut tipis menjadi jaminan mutu dan daya tarik sebagai Partai Dawah.
Dimanapun di dunia ini dan mungkin sudah sunnatullah. Hal-hal yang beraaroma Islam tidak akan banyak disukai oleh partai-partai sekuler termasuk simpatisan di bawahnya. Antar Partai Sekuler saja saling bermusuhan apalagi dengan partai yang berbeda orientasi. Dalam kasus memusuhi Partai Islam partai Sekuler akan bekerja sama menjatuhkan sesuatu yang bervisi Islam Oriented. PKS katanya membawa visi Islam dan penegakan syariat Islam tentu akan berbenturan dengan partai-partai sekuler semacam Golkar , PDI. Dll yang anti syariat Islam. Mana ada sih koruptor , preman, Jablay dan sejenisnya pilih partai Islam kecuali salah coblos karena mabuk.
Meski pada awalnya dawah oriented tidak menutup kemungkinan setelah masuk parlemen orientasi itu hilang. Dah terbukti. Orang-orang berorientasi dunia ,cari makan dan kekuasaan lebih banyak bercokol dibanding orang-orang yang memperjuangkan idealisme apalagi memperjuangkan Islam sebagai sebuah ideologi. Kalau dihitung-hitung jumlah anggota dewan yang duduk mewakili Partai Islam jauh lebih sedikit dibanding wakil dari partai partai sekuler. Mereka akan kalah baik dalam musyawarah , maupun dalam voting. Anggota-anggota dewan juga telibat dalam pembuatan UU yang tidak bedasarkan Al Quran. Sesuatu yang menjadi wacana utama saat-saat di pengajian.
Bagi anak-anak muda muslim yang sedang mencari jati diri. Partai ini menjadi tempat berlabuh alias menjadi penyaluran hasrat politik secara Islami. Isu penjajahan Israel atas Palestina, perjuangan para Mujahidin melawan AS dan antek-anteknya, penegakan syariat Islam, Isu kebangkitan Islam, Mati syahid adalah sebagian dari ikon-ikon yang cukup bisa memberi energi terhadap keberlangsungan partai ini. Tidak heran sebagian besar partai ini adalah kaum muda. Acara-acara yang digelarpun tidak melulu acara-acara promosi partai alias kampanye semata tetapi lebih cenderung ke kegiatan-kegiatan sosial. Hal ini menambah simpati masyarakat terhadap partai ini.
Bagi sebagian anak muda, masuk ke partai ini mungkin akan dianggap sebagai bentuk Ibadah pengabdian kepada Allah. Alasannya, partai Islam sadalah kendaraan untuk menegakan syariat Islam yang merupakan kewajiban bagi Umat Islam.
Tapi ketauilah dan sadarilah kebanyakan partai dibuat dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan, apapun dalihnya. Kekuasaan diperoleh kadang dengan menghalalkan segala cara. Kalaupun ada dari partai-partai itu yang betujuan “mulia. “ semulia-mulianya tujuan partai adalah menegakan demokrasi bukan untuk menegakan Islam. Meski para pengurus parta Golkar. PDI, PKB ataupun lainnya bercokol Kiai dan Haji tetapi jangan salah, tujuan mereka bukan untuk menegakan Islam tetapi meraih kekuasaan, pengaruh atau paling banter menegakan demokrasi. Meski PKS berniat merebut kekuasaan sebagi alat untuk tujuan mulia. Jangan harap idealisme ini akan tercapi. Orang – orang yang duduk di partai sekuler tidak akan membiarkan begitu saja partai Islam bergerak mencari pengaruh lalu merebut kekuasaan. Orang-orang di partai Islampun ketika bergerak di parlemen akan dihadapkan pada situasi yang sangat dilematis. Misal saja ketika merancang UU mereka akan terlibat membentuk UU bukan berdasar Islam tetapi berdasar demokrasi, suara mayoritas, HAM ala orang-orang sekuler
Anak-anak muda Islam yang sedang mencari jati diri keislamannya sebenarnya mereka telah tertipu oleh elit-elit partai para pendiri partai Islam. Emang sih siapa yang tidak bakal ” tertipu ” oleh penampilan-penampilan elit-elit partai Islam dengan ilmu agama yang tinggi. Sebaliknya para elit partai Islam pun tanpa disadari telah tertipu oleh pemikiran orang-orang sekuler demokrat yang menawarkan demokrasi sebagai alternatif untuk menegakan syariat Islam.
Sejarah membuktikan kegagalan partai Islam di seluruh dunia dari jaman dahulu sampai sekarang haruslah dijadikan cermin. Demokrasi, HAM, PEMILU, parlemen adalah ranjau-ranjau jerat-jerat , umpan-umpan beracun untuk melumpuhkan dan menghancurkan Islam. Partai Islam alih-alih menegakan Islam justru yang akan terjadi adalah menyiapkan Partai Islam untuk menjadi besar dan kalau sudah besar dihantam musuh dengan gampang. Bukan masalah kalah atau menangnya saja karena manang kalah memang hak mutlak Allah akan tetapi perjuangan Islam melalui parlemen tidak klop dengan sepak terjang nabi Muhammad SAW. Udah kalah tidak nyunah pula....
Sejarah membuktikan kegagalan partai Islam di seluruh dunia dari jaman dahulu sampai sekarang haruslah dijadikan cermin. Demokrasi, HAM, PEMILU, parlemen adalah ranjau-ranjau jerat-jerat , umpan-umpan beracun untuk melumpuhkan dan menghancurkan Islam. Partai Islam alih-alih menegakan Islam justru yang akan terjadi adalah menyiapkan Partai Islam untuk menjadi besar dan kalau sudah besar dihantam musuh dengan gampang. Bukan masalah kalah atau menangnya saja karena manang kalah memang hak mutlak Allah akan tetapi perjuangan Islam melalui parlemen tidak klop dengan sepak terjang nabi Muhammad SAW. Udah kalah tidak nyunah pula....
Dalam banyak acara talkshow antar partai di TV para elit PKS kadang kurang tegas, plin-plan cenderung abu-abu dalam memberikan argumen bahwa ini benar itu salah. Mau terlalu tegas mungkin takut tidak dapat pengikut dari orang-orang nasionalis. Yang paling lucu. Partai ini lama-lama jadi kehilangan orientasi Politik Islamnya. Koalisi dengan partai Golkar dan partai-partai sekuler lainnya adalah buktinya. Koalisi dengan partai sekuler yang dulu dianggap tidak mungkin terjadi kini jadi hal biasa.
Kian hari PKS makin samar sebagai Partai Islam. Ia kian jauh terbawa hiruk pikuk demokratisasi dan arus nasionalime. Yang tersisa dalam partai Islam justru bukan Orientasi Islam politiknya tapi cuma Islam kulturnya : Bernasyid ria, Berbaju kokok, Berjenggot jenggotan
1 comment:
Tapi ketauilah dan sadarilah kebanyakan partai dibuat dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan, apapun dalihnya. Kekuasaan diperoleh kadang dengan menghalalkan segala cara.
SETUJU. SAY NO TO PARTAI ISLAM DAN SEMUA PARTAI YANG BERLANDASKAN AGAMA.
Kalaupun ada dari partai-partai itu yang betujuan “mulia. “ semulia-mulianya tujuan partai adalah menegakan demokrasi bukan untuk menegakan Islam.
Justru kehadiran partai Islam bukan menegakkan demokrasi yang mana pluralisme sebagai tonggaknya. Melainkan upaya untuk menyuburkan sektarianisme. Oke feodalisme telah berlalu di Indonesia, tapi ia digantikan sektarianisme yang diusung oleh partai-partai Islam di Indonesia.
Post a Comment