04 November 2007

FENOMENA NABI PALSU

Fenomena nabi palsu bukanlah fenomena baru. Bahkan ketika nabi Muhammad SAW masih ada. Salah seorang sahabat pernah mengaku sebagai nabi. Demikian juga masa-masa setelah nabi Muhammad SAW wafat.Dibawah ini adalah sebagian nabi-nabi palsu yang tercatat dalam sejarah :

1. Musailamah Kadzdzab, muncul di jaman Rasululloh SAW, berlokasi di Yamamah. Nasibnya tewas di tangan Khalid bin Walid pada saat diperangi di jaman khalifah Abu Bakar.
2. Aswad al Ansi, muncul di jaman Rasululloh SAW di Yaman. Tewas di Yaman.
3. Tulaihah al Asadi, muncul di jaman Rasululloh SAW. Di akhir hayatnya dia bertaubat.
4. Sajjah binti al Harits, muncul sesaat setelah Rasululloh SAW. Dia berasal dari suku Tamim di Irak. Di akhir hayatnya bertaubat dan menjadi muslimah.
5. Ahmad bin Husain
6. Laqith
7. Mirza Ghulam Ahmad, muncul di akhir 1800-awal 1900an. 'Diangkat' menjadi nabi oleh Inggris dg agama Ahmadiyah (mdompleng Islam tapinya) di akhir hayatnya mati sakit di kamar mandi (beberapa sumber menyatakan di wc) dg kondisi menyedihkan.
8. Mirza Ali Muhammad
9. Bahaullah,
10. Al Mukhtar bin Ubaidillah
11. Ibnu Sam'an
12. Amir bin Harb
13. Abu Mansur al Ijli
14. Ibnu Said as Sajli
15. Abu Khattab al Asadi
16. Ibnu Bahram al Juba'i
17. Hasan bin Hamdan
18. Abu Qasim an Najar
19. Al Muni'ul Qashar
20. Ibnu Kharba al Kindi
21. Abu Muslim as Siraj
22. Harits bin Saad, muncul di jaman khalifah Abdul Malik bin Marwan (Bani Umayyah). Dibunuh oleh pengikutnya sendiri.
23. Isa al Asfahani, muncul di jaman khalifah al Mansur (Bani
Abbasiyah). Dihukum mati.

Bagaimana dengan jaman kita sekarang yang beribu-ribu tahun sejak nabi Wafat ?. Nabi palsu yang mengaku kedatangan wahyu dan merasa dilantik Allah menjadi nabi baru kian hari kian menjamur. Kasus Alqiyadah hanya salah satunya. Sebenarnya kasus nabi palsu seperti kasus Alqiyadah banyak sekali terjadi di masyarakat kita. Perbedaannya ada yang terungkap oleh media masa dan tidak. Nabi palsu ada yang cakupannya lokal, Nasional dan Internasional. Mirza Gulam Ahmad (Pendiri Ahmadiyah) menjadi Go Internasional karena ajarannya mendapat dukungan dari pemerintah Inggris yang saat itu menjajah ke seluruh dunia. Seandainya pimpinan Alqiyadah tidak mendeklarasikan diri ke publik mungkin nabi palsu ini tidak akan terungkap secara Nasional.

Kasus Al Qiyadah ternyata cukup mengejutkan karena dalam beberapa tahun saja dia berhasil merekrut puluhan ribu pengikut. Banyak diantaranya yang jadi pengikut setia dan sangat percaya diri bahwa pimpinannya itu adalah nabi. Mengapa hal ini bisa terjadi. Menurut saya alsannya sebagai berikut :

Sesesat-sesaatnya suatu aliran tetap saja mengandung nilai kebaikan atau bahkan kebenaran walaupun cuma beberapa persen saja. Inilah yang bisa menarik simpati para pengikut ajarannya. Sedangkan ajaran sesatnyapun dibuat sehingga sesuai dengan selera pengikutnya. Misalnya tidak shalat dan puasa. Bagi sebagian orang yang malas dengan kedua ibadah ini. Tentu ketika menemukan ajaran ini seolah ada pembenaran dengan kemalasannya. Kloplah jadinya.

Nabi palsu ketika mulai bergerak mungkin sudah punya sistem yang mapan dulu. Jadi tidak seperti Nabi Muhammad yang mulai dawah dengan seorang diri. Nabi palsu bisa jadi tadinya seorang aktivis dari sebuah organisasi Islam. Kemudian dia menemukan kekecewaan dalam organisasi itu. Kekecewaan itu macam-macam. Ada yang tidak kebagian proyek atau apa. Lalu memisahkan diri (mengkloning) dan bergerak dengan bawahanya dari organisasi tersebut. Jadi dia tinggal meneruskan”dawahnya” dengan beberapa pengikut.

Para pengikut setia menganggap cap “ sesat” atau gila yang ditujukan kepada mereka adalah suatu bentuk yang nyunah seperti ketika para nabi dicap sesat oleh masyarakatnya. Mereka begitu pede dan keras kepala meski disebut sesat. Padahal Nabi Muhammad SAW disebut sesat oleh Abu Jahal cs dan masyarakatnya karena : Nabi Muhammad berdawah menegakan Kalimat Tauhid. Secara politis pengakuan kenabian kepada Muhammad SAW akan berdampak luar biasa terhadap kekuasaan Abu Jahal dan pemerintahan Mekah saat itu. Sifatnya sangat politis , Nabi dan pengiktunya menentang berhala sesembahan masyarakat Jahiliyah. Sedang penguasa Mekah sangat ingin masyarakatnya bodoh menyembah berhala sebagai alat pembodohan untuk melanggengkan kekuasaan. Seandainya Nabi Muhammad SAW hanya mengakui sebagai Nabi yang bertugas hanya sebagai sosok pembimbing spiritual semata. Mungkin Abu Jahal Cs tidak begitu keras menentang Nabi. Abu Jahal dan masyarakat mekah yang menentang nabipun termasuk Yahudi sebenarnya mengakui dalam hati kecil mereka bahwa nabi Muhammad SAW memang Nabi yang dijanjikan Allah SWT. Ada riwayat menyatakan pengakuan Abuu Jahal terhadap kenabian Muhammad SAW. Cuma karena ego (malu) dan kepentingan yang membuat Abu Jahal membangkang.Nah apakah kehadiran Al Qiyadah dan nabi-nabi palsu kasusnya sama dengan yang dialami para nabi dahulu, membuat gerah penguasa karena posisi politiknya terganggu. Tentu tidak bukan. Bahkan Kaum Yahudi dan musuh-musuh Islam malah senang dengan kehadiran nabi-nabi palsu ini. Sedang zaman dahulu kehadiran Nabi Muhammad SAW justru membuat pemuka Yahudi gerah. Bagaimana mungkin para pengikut setia itu mengakatan aktivitasnya sebagai kegiatan yang nyunah seperti nabinya sementara kepada nabinya (Muhammad SAW) mereka tidak mengakui. Lalu nyunah terhadap nabi siapa ? Mana ada Nabi menyerah kepada Polisi. Kalau saja tahu hati-hati kecil orang yang menentang pemimpin AL Qiyiyadah saya yakin tidak sama dengan hati kecil Abu Jahal dahulu.
Awal-awal “dawahnya” semua yang dibicarakan adalah hal-hal yang benar yang hanya beberapa persen saja. Setelah terjalin hubungan emosional yang harmonis antar pengikut, mulailah ada hal-hal yang anehatau keliru . Namun pengikut terlanjur punya hubungan erat. Lagipula dengan ilmu yang sedikit para pengikut tidak bisa membantah dengan argument-argumen yang ilmiah terhadap ajaran yang disampaikan para nabi palsu. Apalagi mereka jusrtu kebanyakan baru tahu Islam ketika masuk organisasi tersebut.

Ada kelompok-kelompok yang berkepentingan terhadap munculnya nabi palsu tersebut. Kelompok-kelompok ini sengaja membentuk, membiayai aliran-aliran sesat untuk menghancurkan Islam. Dari isu teroris sampai ke aliran sesat tentu membuat trauma masyarakat kita belajar agama atau ikut pengajian. Dengan demikian masyarakat kita hanya akan menerima Islam sebagaimana adanya. Ketika ada ajaran Islam yang tidak biasa walaupun itu berasal dari ajaran Islam. Ajaran tersebut akan dicurigai.
Sebagai contoh : masyarakat Islam diasingkan dengan kata Jihad. Padahal ini jelas ada dalam Islam. Kemudian dimunculkan Isu teroris. Sehingga ketika ada orang yang mengajarkan bab tentang Jihad. Ajaran ini dianggap asing dan dihubung-hubungkan dengan terorisme.

Jadi sekali lagi, nabi palsu bukanlah barang baru.Ke depanpun akan ada nabi-nabi palsu yang lain. Ini sesuai dengan hadist nabi yang menyebutkan salah satu tanda kiamat adalah munculnya orang-orang yang mengaku sebagai nabi. Mungkin detik inipun sudah lahir lagi calon nabi palsu yang sedang bertapa baru 2 hari,10 hari dst. Adapula yang sudah melakukan perekrutan tapi belum terekspose media masa. Wait and see.......

1 comment:

Anonymous said...

setuju......