Ketika Barack Obama menang dalam PEMILU, gaung kemenangannya bukan hanya dirasakan orang Amrik sana tapi sampai ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Malah banyak pelajar kita dari SD sampai perguruan tinggi yang merayakan secara khusus. Termasuk yang tidak mengerti apapun ikut latah merayakannya seperti merayakan kemenangan tim PSSI melawan Brazil (emang kapan ya ) Sebagian rakyat di seluruh dunia menyambut dengan gegap gempita. Kemenangan Barack Obama seolah membuka harapan baru masyarakat dunia.
Menurut saya berharap kehidupan yang lebih baik boleh-boleh saja. Tapi apakah benar kemenangan Barack Obama adalah kemenangan kita terutama muslim. Jangankan Barack Obama yang tinggal jauh di sana. Para pemimpin yang menang PILKADA/PEMILU di negeri ini saja belum tentu memikirkan nasib rakyatnya apalagi presiden Amrik. Yang akan dipikirkan Barack Obama tentu rakyatnya sendiri, bukan kita di sini. Meski kita akui kebijakan pemerintah Amrik sedikit banyak berpengaruh terhadap negara-negara lain. Ketergantungan Indonesia sangat tinggi terhadap negara ini. Yang harus kita usahakan adalah bagaimana melepaskan ketergantungan kepada negara lain. Bukannya banyak berharap.
Sebagai Muslim , saya yakin pada ajaran Islam. Salahsatu ajaran Islam yang saya yakini adalah Janji Allah SWT yang akan menurunkan sosok Imam Mahdi sebagai pemimpin dunia. Allah menjadikannya khalifah di akhir zaman. Melalui Imam Mahdi Allah mengeluarkan manusia dari kezhaliman, menghancurkan tiran-tiran dan thogut, menegakan tauhid, membawa manusia kepada kesejahteraan, perdamaian dan kemulyaan di bawah Panji Islam. Ketahuilah Obama bukanlah Imam Mahdi yang dijanjikan Allah itu.
Jadi, artinya tetap saja seorang Barack Obama seperti juga presiden-presiden Amrik lainnya. Jangan jauh-jauh simak sejarah Indonesia. Apakah Sukarno, Suharto dan presiden presiden sesudahnya mampu membawa negeri ini ke arah yang lebih baik. Bagaimana juga peran-peran mereka dalam menghancurkan pemikiran-pemikiran Islam. Padahal di awal kepemimpinan mereka, rakyat berharap banyak pada mereka.
Siapapun, di negeri manapun ketika seorang jadi pemimpin, pasti akan banyak hal yang mempengaruhi keputusannya kelak. Kadang menyimpang dari janji yang digembor-gemborkan sebelum jadi pemimpin. Mengapa ? karena tahta yang diperoleh bukan semata mata atas hasil kerja sendiri tapi hasil kerja tim sukses, partai atau kelompok-kelompok tertentu yang punya kepentingan. Seperti kita ketahui kebijakan pemerintah AS banyak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan Zionis. Ketika presiden baru Amrik naik tahta sudah pasti Yahudi dengan gerakan Zionisnya tidak akan tinggal diam. Mereka akan segera melobi kemudian mempengaruhi kebijakan-kebijakan luar negeri pemerintah AS. Ini sama sekali tidak akan menguntungkan kaum Muslim.
Harapan saya pada Obama ke depan. Mudah-mudahan dia diberi hidayah untuk menerima Islam. Kemudian mengubah Amrik menjadi negara yang menerapkan sistem Islam . Ini Utopis (mimpi) !!! Tapi bisa saja terjadi apalagi latar belakang kehidupannya dekat dengan lingkungan Muslim dan ajarannya.
Kalau harapan di atas tidak tercapai, saya punya harapan ke dua , mudah-mudahan dia menjadi seorang pemimpin seperti halnya Raja Najasi. Seorang Raja Habsy (Ethiopia ) beragama Nasrani yang memberi suaka politik/perlindungan kepada sahabat nabi SAW yang tezhalimi di Mekah. Jika kedua harapan tidak tercapai tidak usah punya harapan apa-apa lagi. Tidak sepantasnya pula kaum muslim menggantungkan harapan, loyal kepada pemimpin-pemimpin kaum Kafir. Kepemimpinan adalah masalah Aqidah yang sangat prinsip. Keislaman seseorang bukan dinilai dari ibadah ritualnya saja seperti shalat, puasa ,dan menunaikan haji/umroh tetapi kepada siapakita memberikan Al Walla (Loyalitas) dan Baro (berlepas diri) dari loyalitas, pemujaan ,pengaruh ,ketaatan dan keberpihakan.
Memberikan loyalitas, dukungan kepada pemimpin-pemimpin kaum kufar apalagi pemimpin dari sebuah negara SEKULER yang berperan menzhalami umat Islam. Sangat berbahaya. Ini menyangkut masalah Aqidah yang sangat prinsip. Jika hal ini tidak mendapat perhatian lambat laun keislaman kitapun ikut lenyap.
Menurut saya berharap kehidupan yang lebih baik boleh-boleh saja. Tapi apakah benar kemenangan Barack Obama adalah kemenangan kita terutama muslim. Jangankan Barack Obama yang tinggal jauh di sana. Para pemimpin yang menang PILKADA/PEMILU di negeri ini saja belum tentu memikirkan nasib rakyatnya apalagi presiden Amrik. Yang akan dipikirkan Barack Obama tentu rakyatnya sendiri, bukan kita di sini. Meski kita akui kebijakan pemerintah Amrik sedikit banyak berpengaruh terhadap negara-negara lain. Ketergantungan Indonesia sangat tinggi terhadap negara ini. Yang harus kita usahakan adalah bagaimana melepaskan ketergantungan kepada negara lain. Bukannya banyak berharap.
Sebagai Muslim , saya yakin pada ajaran Islam. Salahsatu ajaran Islam yang saya yakini adalah Janji Allah SWT yang akan menurunkan sosok Imam Mahdi sebagai pemimpin dunia. Allah menjadikannya khalifah di akhir zaman. Melalui Imam Mahdi Allah mengeluarkan manusia dari kezhaliman, menghancurkan tiran-tiran dan thogut, menegakan tauhid, membawa manusia kepada kesejahteraan, perdamaian dan kemulyaan di bawah Panji Islam. Ketahuilah Obama bukanlah Imam Mahdi yang dijanjikan Allah itu.
Jadi, artinya tetap saja seorang Barack Obama seperti juga presiden-presiden Amrik lainnya. Jangan jauh-jauh simak sejarah Indonesia. Apakah Sukarno, Suharto dan presiden presiden sesudahnya mampu membawa negeri ini ke arah yang lebih baik. Bagaimana juga peran-peran mereka dalam menghancurkan pemikiran-pemikiran Islam. Padahal di awal kepemimpinan mereka, rakyat berharap banyak pada mereka.
Siapapun, di negeri manapun ketika seorang jadi pemimpin, pasti akan banyak hal yang mempengaruhi keputusannya kelak. Kadang menyimpang dari janji yang digembor-gemborkan sebelum jadi pemimpin. Mengapa ? karena tahta yang diperoleh bukan semata mata atas hasil kerja sendiri tapi hasil kerja tim sukses, partai atau kelompok-kelompok tertentu yang punya kepentingan. Seperti kita ketahui kebijakan pemerintah AS banyak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan Zionis. Ketika presiden baru Amrik naik tahta sudah pasti Yahudi dengan gerakan Zionisnya tidak akan tinggal diam. Mereka akan segera melobi kemudian mempengaruhi kebijakan-kebijakan luar negeri pemerintah AS. Ini sama sekali tidak akan menguntungkan kaum Muslim.
Harapan saya pada Obama ke depan. Mudah-mudahan dia diberi hidayah untuk menerima Islam. Kemudian mengubah Amrik menjadi negara yang menerapkan sistem Islam . Ini Utopis (mimpi) !!! Tapi bisa saja terjadi apalagi latar belakang kehidupannya dekat dengan lingkungan Muslim dan ajarannya.
Kalau harapan di atas tidak tercapai, saya punya harapan ke dua , mudah-mudahan dia menjadi seorang pemimpin seperti halnya Raja Najasi. Seorang Raja Habsy (Ethiopia ) beragama Nasrani yang memberi suaka politik/perlindungan kepada sahabat nabi SAW yang tezhalimi di Mekah. Jika kedua harapan tidak tercapai tidak usah punya harapan apa-apa lagi. Tidak sepantasnya pula kaum muslim menggantungkan harapan, loyal kepada pemimpin-pemimpin kaum Kafir. Kepemimpinan adalah masalah Aqidah yang sangat prinsip. Keislaman seseorang bukan dinilai dari ibadah ritualnya saja seperti shalat, puasa ,dan menunaikan haji/umroh tetapi kepada siapakita memberikan Al Walla (Loyalitas) dan Baro (berlepas diri) dari loyalitas, pemujaan ,pengaruh ,ketaatan dan keberpihakan.
Memberikan loyalitas, dukungan kepada pemimpin-pemimpin kaum kufar apalagi pemimpin dari sebuah negara SEKULER yang berperan menzhalami umat Islam. Sangat berbahaya. Ini menyangkut masalah Aqidah yang sangat prinsip. Jika hal ini tidak mendapat perhatian lambat laun keislaman kitapun ikut lenyap.
No comments:
Post a Comment