24 February 2009

GOLPUT SANGAT HALAL



Masalah Golput. Saya memandangnya dari kacamata Aqidah. Bukan tinjauan politik praktis. Demokrasi bukanlah berasal dari ajaran Islam. Demokrasi sudah ada sejak jauh Sebelum Masehi. Bahkan 1500 SM di Babilonia (iraq) sudah ada, jauh sebelum berkembang di Yunani dan romawi. Bahkan Mekkah jahiliyah sebelum Islam sudah menggunakan demokrasi sebagai aturan main negara kota mekah saat itu yang dipimpin Abu jahal cs.

Demokrasi adalah prinsip /pemikiran yang melandasi sistem ekonomi, politik, sosial, budaya dll. Bisa dikatakan demokrasi adalah sebuah sistem (tata aturan main) Islam juga suatu Sistem politik, ekonomi,budaya. Jadi Islam dan demokrasi adalah dua sisi yang berbeda. Dalam Islam ada prinsip musyawarah (Syuro), mufakat. Tetapi bukan berarti Islam sama dengan demokrasi. Islam adalah penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya. Jika terdapat hal yang benar dalam Taurat, Injil dan Jabur pasti terdapat pula dalam Al Quran.


Saat negeri-negeri Islam dijajah Barat. Kaum penjajah walaupun secara fisik hengkang dari tanah negeri-nergeri muslim akan tetapi pemikirannya masih meracuni negeri-negeri tersebut hingga kini. Salah satunya dengan pemikiran demokrasi(dengan segala variabelnya seperti partai, HAM, feminisme,emansipasi ala barat dll) sekulerisasi, atheisme dll

Meraih kekuasaan untuk menegakan kebenaran tidak salah bahkan Islam menganjurkan untuk mencegah kemungkaran lewat tangan (kekuasaan) " jika melihat kemungkaran cegahlah dengan tanganmu....dst" (Hadist) Partai Islam dibentuk dengan tujuan agar banyak muslim duduk di parlemen. Mudah-mudahan dengan banyaknya caleg yang duduk di parlemen dan berkuasa cita-cita umat Islam tercapai. Partai Islam dibentuk untuk melakukan kickback, menggunakan alat musuh (demokrasi) sebagai bumerang bagi mereka sendiri. Apakah benar ?

Kita bisa menyimak sejarah, bagaimana partai-partai Islam itu dibekukan.Orang-orang yang tidak menginginkan Islam tentu tidak akan tinggal diam. Sukarno membubarkan Masyumi ,padahal partai ini menang telak. Masyumi adalah Partai Islam terbesar pertama di dunia yang menang PEMILU ala demokrasi. Sukarno ketakutan terhadap kemenangan Islam padahal sebelumnya dia mempersilahkan umat Islam menentukan nasibnya di jalur parlemen.Sukarno adalah didikan barat yang pemikirannya sekuler meskipun secara identitas beragama Islam. Banyak juga kan dukun yang beragama Islam, WTS beragama Islam. Jadi jangan heran meski banyak orang beragama Islam belum tentu mereka menginginkan tegaknya syariat Islam di muka bumi sama seperti WTS yang tidak mau tempat mangkalnya digusur atau dukun yang kehilangan pasien dengan berbagai alasan.

Juga FIS (salah satu partai Islam di Aljajair) Setelah menang mutlak. Ada saja yang membuat partai ini dirongrong meski sudah menang. Para pimpinan dan anggotanya ditangkap dan dibubarkan.


Partai Refah (Partai Kesejahteraan) di Turki juga demikian. Meski sudah menang PEMILU Endingnya dibubarkan.Para pengikutnya dilarang berpolitik.Yang baru-baru ini terjadi di Palestina adalah HAMAS meski HAMAS menang telak dalam pemilu yang mengalahkan fraksi FATAH yang sekuler, AS dan sekutu-sekutunya terus merongrong kemenangan HAMAS. Mengaggap PEMILU tidak sah dan lain lain alasan. AS, Zionis dan sekutunya meski mengganggap mereka paling demokrat.,pada kenyataannya tidak demikian jika menyangkut Islam. Demokrasi adalah alat mereka saja untuk mencapai tujuan-tujuan mereka salah satunya menghambat perkembangan Islam. Bisa saja PKS atau Partai Islam lain akan menjadi Partai Islam besar dan bisa jadi akan menjadi pemenang pemilu pada pemilu-pemilu ke depan. Tapi musuh Islam menjadikan PARTAI semacam jaring untuk memasukan orang-orang muslim yang bertujuan menegakan syariat Islam. Setelah besar, musuh tentu akan dengan mudah merongrong. dan membubarkan dengan berbagai cara seperti sejarah masa lalu.Bukankah kita harus mengaca pada sejarah ?

Nabi SAW pernah ditawari masuk parlemen Mekah (Darunnadwah) oleh Abu jahal. Bahkan Abu Jahal mempersilahkan beliau untuk berdawah di parlemen , bukan dengan cara berdawah di jalan-jalan , di pasar-pasar dan dari rumah ke rumah. Tentu dengan fasilitas yang ditawarkan. Nabi Muhammad SAW menolak hal tersebut.

Islam tidak boleh buta politik bahkan harus berpolitik. Tetapi berpolitik yang dicontohkan oleh Nabi.....SAW dan para sahabatnya..bukan berpolitik ala GEORGE WASHINGTON , SUKARNO, SUHARTO , GEORGE BUSH dll


GOLPUT tidak HARAM bahkan yang HARAM itu adalah ikut serta dalam PEMILU dengan berbagai tek-tek bengeknya..( kampanye, mencoblos ) Pemimpin-pemimpin yang akan kita pilih bukanlah pemimpin yang komit terhadap Tauhid, Ajaran Islam, Syariat Islam. Justru dengan memilih pemimpin sekuler sama saja anda memilih para perusak di muka bumi bukan Khalifah yang akan menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan akhirat.


Adapun kekhawatiran terhadap anggota parlemen non muslim duduk di parlemen dan memegang kebijakan ,kekuasan atas negeri ini , hanyalah kekhawatiran para pemimpin partai Islam saja.Lagi pula jika banyak orang non muslim dan orang-orang nasionalis sekuler duduk di parlemen efeknya akan lebih jelas terang mana HAQ dan Bhatil. Akan lebih jelas mana Kafir mana ISlam.Tidak samar-samar seperti sekarang.

Wallahu a'lam bishshowab

2 comments:

Anonymous said...

Setuju Kang.

Pada kenyataannya rakyat indonesia telah di bohongi.

Oleh oknum pimpinan yang pintar mengatur strategi agar mereka kelihatan baik hati dengan membagi-bagikan baik uang maupun benda.

Yang padahal dia telah menghitung berapa persen untuk kekayaan dirinya dan pasukannya.

Dari uang siapa? jelas uang rakyat. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Siapa yang bertanggung jawab jika pemimpin negeri ini malah membuat sengsara rakyat Indonesia seluruhnya ? Yach kalian sang pemilih yang telah salah pilih.....!!!!!!!!!!!!

Unknown said...

Apakah harus golput? Saya suka bertanya2 sama teman yg say kenal juga yg ga saya kenal. Kenapa golput ? Jawab mereka kecewa dgn yg selama ini di pilih nyatanya kehidupan mereka tetap miskin, ada pula yg jawab : saya ga mau pusing, dan macam2. Ini menurut saya mereka ga punya tujuan atas golputnya. Coba kalau mereka tau kalau golput itu baik dan sesuai dgn cerita di atas karna islam memilih pemimpin bukanlah dengan Demokrasi. Kenapa sebagian besar umat islam berdemokrasi malah berbeda pula pilihannya masing ?